Rabu, 19 Juni 2013

TANGIS KEINSYAFAN TANDA KEIMANAN

 

Dari Ibnu Syumasah, katanya, “Kami Hadir ketika keadaan Amr bin Ash hampir meninggal dunia, ia lama menangis sambil menghadapkan mukanya ke dinding. Kata Anaknya, "’Bukankah bapak telah di gembirakan oleh Rasulullah s.a.w. dengan ini dan itu ?’ Perkataan itu diulangi sampai dua kali. Amr lalu menghadapkan mukanya sambil berkata, ‘Sesungguhnya seutamanya persiapan kita untuk Akhirat ialah dua kalimat syahadat, aku ini telah melalui tiga jaman, pernah aku sebagai orang yang paling benci kepada Rasulullah s.a.w. sehinga ada keinginanku yang paling besar ialah niat membunuhnya, Andaikata akku mati diwaktu itu tentulah aku ini ahli neraka. Setelah Allah S.W.T. menanamkan rasa cinta didalam hatiku kepada Islam, kudatangi Rasulullah s.a.w. seraya berkata kepadanya, ‘Ulurkan tangan mu wahai Rasulullah s.a.w. untuk ku bai’at.’ Maka Rasulullah s.a.w. mengulurkan tangannya tetapi saya tetap menggenggam tangan ku, Rasulullah s.a.w. berkata, ‘Mengapa kamu Amr ?’ Jawabku, ‘Aku akan masuk Islam Dengan syarat.’ Kata Rasulullah s.a.w. ‘Syarat apa ?.’ Jawabku, ‘Supaya Allah S.W.T. mengampuni dosa ku.’ kata Rasulullah s.a.w. ‘Apakah kamu belum tahu bahwa Islam itu menghapuskan dosa sebelumnya ? Hijrah menghapuskan dosa sebelumnya dan Haji menghapuskan dosa sebelumnya juga.’ Kata Amr, ‘Sejak itu tidak ada orang yang lebih aku cintai dari pada Rasulullah s.a.w. dan tidak ada pula yang lebih mulia dimataku lebih dari beliau, dan karena untuk memuliakannya, aku tidak kuasa untuk bertatap mata dengan Beliau, tidaklah aku dapat menerangkan dengan tepat, karena belum sekali pun juga aku bertatapan mata dengan Beliau. Andai kata aku mati pada saat itu, besar harapanku akan dapat masuk surga. Kemudian dari zaman itu telah banyaklah pekerjaan-pekerjaan yang kulakukan sehingga aku dapat menduga apa yang kan terjadi atas diriku kelak, karenanya jika aku telah wafat janganlah jenazahku diikuti oleh perempuan-perempuan yang meraung-raung meratapiku, atau diiringi dengan api. Apabila aku telah dikuburkan, maka ratakan tanah diatasnya, kemudian tunggulah sebentar sekedar masa menyembelih unta dan membagi-bagi dagingnya, sampai hilang kesepian ku, dan sementara aku berfikir, dangan apa akan aku jawab pertanyaan Mungkar dan Nakir.’”

Tidak ada komentar: