Kamis, 18 Juli 2013

HIJAB ALLAH SWT

 

Dari Abu Musa, katanya, “Rasulullah s.a.w. berpidato di hadapan kami menerangkan lima soal, yaitu, ‘Bahwasanya Allah tidak pernah tidur dan mustahil akan tidur, merendah dan meninggikan ukuran amal manusia menurut layaknya untuk masing-masing, menerima amal yang dilakukan manusia pada malam hari sebelum tiba siang, amal siang sebelum tiba malam, hijab-Nya (penutupnya) cahaya. Pada Riwayat Abu Bakar Star (seorang periwayat lain) kata ‘Cahaya yang tersebut diatas diganti dengan kalimat ‘api’ dan ditambah lagi dengan kata Rasulullah s.a.w., ‘jika api yang menjadi hijab itu disingkapkan-Nya, niscaya hanguslah semua mahluk-Nya karena hebat dan dasyat Zat Allah itu. (Hakikat cahaya atau api dalam hadist ini tidak mungkin di analisa)’”

 

Star. Dari Tabi’in, yaitu generasi yang tidak langsung mendengar dari Nabi, tetapi hanya meriyayatkan hadis dari sahabat-sahabat Nabi.

Baca Selengkapnya >>

PEMBELA KAUM MU’MIN DI AKHIRAT

 

Dari Abu Sa’id Al-Khudhry, katanya, “Dahulu banyak orang bertanya kepada Rasulullah s.a.w. tentang kemungkinan melihat Allah pada hari kiamat, Jawab Beliau ‘Benar, apakah kamu pernah terhalang melihat matahari diwaktu siang hari disaat cuaca cerah ?’ Jawab orang-orang, ‘Tidak tuan,’ Berkata Rasulullah s.a.w., ‘nanti pada hari kiamat, kamu akan dapat melihat Tuhan, sama seperti kamu melihat matahari dan bulan purnama.’ Berkata juga Rasulullah s.a.w. ‘Nanti pada hari kiamat akan ada seruan agar tiap-tiap kaum mengikuti apa yang disembahnya di dunia, maka semua penyembah berhala akan jatuh berbondong-bondong kedalam api neraka, sehingga yang tersisa hanyalah penyembah Allah dari orang-orang baik, orang-orang yang jahat, dan sisanya ahli kitab. Maka kaum Yahudi segera dipanggil lalu ditanya, ‘Apa yang selama ini kamu sembah ?’ Jawab mereka, ‘Uzair anak Allah.’ lalu dikatakan kepada mereka itu, ‘Bohong ! Allah tidak mempunyai Istri dan tidak mempunyai anak !’ Kemudian mereka ditanya mengenai Keinginan mereka, Jawab Kaum Yahudi ‘Kami haus Tuhan, berilah kami minum!’ Maka ditunjukkanlah dan dikatakan kepada mereka, ‘Pergilah ke air itu.’ mereka lalu digiring ka arah Fatamorgana yang terlihat seperti air, tetapi sebenarnya adalah api neraka. dan disanalah mereka semua jatuh.Kemudian dipanggil juga umat Nasrani dan diberikan pertanyaan yang sama dengan kaum Yahudi, meraka menjawab. ‘Kami menyembah Isa anak Allah.’ Maka merekapun mengalami nasib yang sama seperti kaum Yahudi. Apabila yang tersisa hanya kaum penembah Allah dari orang yang baik dan jahat, maka Allah mendatangi mereka dengan wujud yang belum mereka ketahui dan berkata ‘Apalagi yang kamu tunggu ? Tiap-tiap kaum telah mengikuti apa yang mereka sembah.’ Kaum Mu;min menjawab, ‘Ya Tuhan, disaat kami di dunia, kaum-kaum itu telah kami tinggalkan dan tidaklah kami mempunyai keyakinan dengan mereka,walaupun mereka itu Saudara-saudara kami.’ Berkata Allah dalam keadaan-Nya yang tidak dikenal. ‘Aku Tuhan mu.’ Jawab kaum itu, ‘Kami berlindung kepada Allah dari godaanmu ! kami tidak pernah menyekutukan Allah.’ Perkataan itu diulang-ulang sampai dua hingga tiga  kali, dan ada diantara mereka itu yang hampir ragu lalu berkata kepada kawan-kawannya, ‘Ya !’ Setelah itu hilanglah keragu-raguan mereka itu(1), pada saat itu juga diketahuilah diantara mereka yang benar-benar sujud, tetapi kaum Munafiq yang tadinya menyembah Allah hanya karena ria dan pura-pura saja, tidaklah dapat sujud karena tulang punggung mereka telah menjadi satu (tidak beruas-ruas lagi) sehingga tiap-tiap kali akan sujud, mereka akan jatuh terduduk. Setelah kaum Mu’min mengangkat kepalanya dari sujud, tampaklah Allah dengan wujud-Nya yang asli, wujud yang telah dikenal sebelumnya oleh mereka sebelum itu, dan Allah S.W.T Berfirman,, ‘Akulah Tuhan mu!’ Maka jawab kaum Mu’min, ‘Benar, Engkaulah Tuhan kami.’ Kemudian dipasangkanlah jembatan diatas Neraka Jahanam dan Allah memperkenankan orang-orang tertentu untuk memberi Syafaat (Pembelaan pada hari kiamat). mereka berdo’a, ‘Ya Allah, Selamatkanlah, selamatkanlah,’ Menurut Abu Sa’id, Rasulullah s.a.w. ketika ditanya tentang Jembatan itu, Beliau menjawab, ‘Jembatan itu licin dan dapat mengelincirkan, disampingnya terdapat bagian yang agak menanjak, juga terdapat besi-besi melengkung yang bentuknya seperti duri Sa’dan, namun orang-orang yang beriman dapat melaluinya dengan kecepatan yang bermacam-macam, ada yang secepat kedipan mata, secepat kilat, secepat angin, scepat terbangnya burung, secepat unta dan kuda pacuan, maka ada yang selamat sampai seberang dan tidan terkena apa-apa, ada yang terkena kaitan namun akhirnya terlepas, dan ada pula yang tergelincir dan jatuh kedalam api neraka, Berkata Rasulullah s.a.w., ‘Demi Allah, setelah kaum Mu’min telah sampai di seberang melihat kawan-kawannya yang masih banyak belum keluar dari api neraka, mereka memohon dengan sangat kepada Allah S.W.T. agar berkenan mengeluarkan kawan-kawan mereka juga, sambil menyebutkan kebaikan-kebaikan yang telah dikerjakan kawan-kawan mereka itu, dan mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, saudara-saudara kami itu dahulu berpuasa, Shalat, dan melaksanakan Haji bersama-sama kami.’ Kemudian Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman itu, ‘Keluarkanlah orang-orang yang kamu kenal supaya mereka keluar dari api neraka,’ lalu kaum yang beriman itu mengeluarkan orang-orang yang mereka kenal, diantara mereka ada yang telah hangus sampai pertengahan betis, dan ada juga yang telah sampai lututnya. Kemudian berkata kaum Mu’min, ‘Ya Allah,sudah tidak ada lagi yang tersisa di dalam api neraka, orang-orang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan dari sana.’ Berkata Allah, ‘Kembalilah kamu, keluarkan dari neraka, siapa saja orang-orang yang memiliki kebaikan walaupun seberat dinnar,’ Maka dikeluarkanlah oleh kaum yang beriman semua orang yang dimaksud oleh Allah S.W.T.. Demikianlah perintah Allah, hingga tidak ada lagi yang tersisa di dalam neraka orang-orang yang memiliki kebaikan walaupun sebesar biji Zarrah (Atom). Berkata Abu Sa’id, ‘Jika kalian tidak percaya cobalah baca ayat yang berbunyi, ‘Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan kebaikan walaupun sebesar biji Zarrah, bahkan jika terdapat suatu kebaikan akan dilipat gandakan-Nya, dan akan ditambahkan-Nya dengan balasan yang besar (Surah Anisa ayat 39).’ Berfirman Allah S.W.T. ‘Malaikat telah membela, Nabi-nabi telah membela, dan kaum yang berimanpun telah membela juga, yang belum hanya Yang Maha Pengasih (Allah), maka segeralah Allah S.W.T. mengeluarkan satu kaum yang belum pernah berbuat kebaikan dari dalam neraka, kaum itu telah hangus menjadi arang, kemudian Allah melemparkan kaum itu kedalam sebuah sungai yang terdapat dipintu surga, yang dinamakan ‘sungai hidup’. Kemudian kembalilah tubuh mereka seperti semula seperti tumbuhnya tanaman setelah hujan. Berkata Rasulullah s.a.w. ‘Tidakkah kamu pernah melihat biji-bijian yang terdampar pada batu atau batang kayu ? (semua orang yang dikeluarkan dari api neraka adalah orang yang tidak memiliki dosa kemusyrikan) yang terkena cahaya matahari akan berwarna kuning dan hijau, sedangkan yang terhalang sinar matahari akan berwarna putih.’ Berkata para sahabat yang datang, ‘Ya Rasulullah s.a.w. sepertinya tuan pernah menengembala di pegunungan.’ Berkata Rasulullah s.a.w. menyambung perkataannya, ‘Maka tumbuhlah mereka itu putih seperti mutiara, dan dileher masing-masing terdapat cap (tanda) yang dapat dikenal oleh penghuni surga, Mereka itulah manusia-manusia yang di bebaskan Allah dan dimasukkan kedalam Surga dengan tiada sedikitpun amal bakti yang pernah dkerjakan. Kemudian Allah Berfirman kepada mereka itu, ‘Masuklah kamu kedalam surga, dan apa saja yang kamu lihat disana, itulah milikmu.’ Maka berkatalah mereka itu, ‘Ya Tuhan kami! Engkau telah memberi kami kenikmatan yang tidak kamu berikan kepada orang lain.’ Maka Allah Berfirman, ‘Ada lagi yang lebih baik yang belum aku berikan kepadamu.’  Tanya kaum itu, ‘Ya Tuhan kami, apalagi yang lebih baik dari ini ?’ Allah Berfirman, ‘Keridhaan Ku selama-lamanya, Aku tidak akan murka kepada mu ntuk selama-lamanya.’”

Baca Selengkapnya >>

MU’MIN YANG TERAKHIR MASUK SURGA

 

Dari Abu Hurairah r.a., katanya, “Bertanya orang banyak kepada Rasulullah.s.a.w., “Apakah kami akan melihat Zat Allah dihari kiamat kelak ya Rasulullah s.a.w. ? Jawab beliau, ‘Apakah anda pernah melihat bulan purnama raya ?’ Jawab mereka, ‘Tidak.’ Berkata lagi Rasulullah s.a.w. ‘Apakah kamu sulit melihat matahari disaat tidak ada awan menutupinya ?’ Jawab mereka, ‘Tidak Tuan’ Berkata Rasulullah s.a.w., ‘Sejelas itulah kamu akan melihat Allah nanti.’ Kemudian Rasulullah s.a.w. meneruskan pembicaraannya, beliau berkata, ‘Pada hari kiamat nanti Allah S.W.T. akan mengumpulkan semua manusia, lalu berfirman, ‘Hendaklah tiap-tiap manusia mengikuti siapa/apa yang disembahnya di dunia!’ Mendengar itu maka semua penyembah matahari mengikuti matahari, penyembah bulan mengikuti bulan, dan penyembah Thoghut (Semua hang disembah selai Allah S.W.T.) mengikuti Thoghut, dan didalam rombongan kaum Mu’min terdapat kaum Munafiq. Kemudian Allah mendatangi mereka itu dengan wajah yanng tidak dikenal, lalu berkata, “Aku Tuhanmu.” Maka jawab kaum Mu’min, ‘Kami berlindung kepada Allah dari godaanmu! Kami tidak akan bergerak dari sini sebelum datang Tuhan kami yang sebenarnya, dan apabila Ia mendatangi kami maka kami akan mengenal-Nya.’ Stelah itu datanglah Allah dengan bentuk-Nya yang dikenal oleh orang-orang Mu’min, lalu berkata, ‘Aku Tuhan-mu.’ Maka jawab kaum Mu’min, ‘Benar, Engkaulah Tuhan kami, Maka mereka segera mengikuti-Nya.’ Berkata juga Rasulullah s.a.w., ‘Jauh disana, diatas api neraka dibentangkan jembatan, maka aku beserta umatku yang pertama kali menyeberangi jembatan itu. PAda saat itu tidak ada yang diperkenankan berbicara kecuali para Rasul-Rasul  utusan Allah, Seruan Rasul-Rasul ketika itu, ‘Ya Tuhan, Selamatkanlah! Selamatkanlah!’ Diantara api neraka terdapat banyak besi melengkung seperti mata kail,  seperti duri Sa’dan (sejenis pohon yang berduri).’ Berkata Rasulullah s.a.w. kepada sahabat-sahabat yanng hadir, ‘Apakah kamu pernah melihat sa’dan ?’ Jawab mereka, ‘Ya.’ kata Rsulullah s.a.w. ‘Seperti duri sa’dan itulah bentuk besi besi itu, hanya saja besarnya tidak bisa disamakan, dan itulah yang akan digunakan untuk mengait manusia yang sedang melewati  jambatan, menurut timbangan dosanya masing-masing. Yang beriman akan terlepas dari ikatannya, yang berdosa akan terkena, walau akhirnya akan dilepaskan. Setelah Allah selesai mengadili hamba-hambanya dan berkehendak mengeluarkan penghuni neraka yanng diberi Rahmat-Nya, karena di dunia mereka tidak menyembah selai Allah (Tidak Musrik). Malaikat-Malaikat yang mendapat perintah itupun dapat mengenal orang-orang yang dimaksud Allah, dengan adanya tanda sujud shalat yang membekas yang tidak hilang di makan api. Kemudian bersegeralah Malaikat-Malaikat itu mengeluarkan mereka dengan keadaan hangus terbakar, kemudian di tuangkanlah ke tubuh mereka ‘air kehidupan’ (nama air yang khusus diberikan kepada kaum Mu’min, setelah disiksa di neraka menurut dosanya masing-masing), lalu tubuh yang telah hangus tersebut kemudian kembali seperti semula,sebagaimana tumbuhnya tanaman setelah banjir berlalu. setelah semuanya selesai dilaksanakan, rupanya di sana masih tertinggal seorang laki-laki yang menghadapkan mukanya ke api neraka, dialah orang yang terakhir sekali masuk surga. Kepada Allah ia memohon agar wajahnya dapat dipalingkan dari api neraka itu, dikarenakan bau dan panasnya telah menhacurkan dirinya. Demikianlah permohonan itu beberapa kali diucapkannya, akhirnya Allah S.W.T. berkata kepadanya, ‘Kalau Aku kabulkan permohonanmu, apakah tidak ada permohonan yang lain lagi ?’ Jawab orang itu, ‘Tidak.’ dan ia berjanji dengan sungguh-sungguh kepada Allah bahwa ia tidak akan meminta sesuatu lagi. Permohonan orang itupun dikabulkan Allah S.W.T. Setelah terlihat olehnya keindahan Surga, terdiamlah ia beberapa saat, kemudian ia memohon lagi kepada Allah S.W.T. agar dapat diijinkan ke mendekat ke pintu Surga. Berkata Allah S.W.T. kepadanya, ‘Bukankah engkau telah sungguh-sungguh berjanji tidak akan meminta apa-apa lagi ?’ Celakalah anak adam ini! Alangkah tidak menepati janjinya ia! Maka orang itupun memohon kedua kalinya kepada Allah S.W.T. serta berjanji tidak akan menambah permohonannya lagi! Setelah ia tiba di dekat pintu surga, terbukalah pintu itu selebar-lebarnya,  dan dilihatnya semua kemewahan, kenikmatan, kegembiraan yang ada didalamnya. Ia kagum, dan ta’jum hingga tidak dapat berkata apa-apa, Kemudian ia memohon untuk ketiga kalinya agar dapat dimasukkan kedalamnya. Seraya berjanji seperti janjinya yang lalu. Alangkah tidak menepati janjinya kamu hai anak Adam! Kata Allah S.W.T. kepadanya, Jawab orang itu, ‘Ya Tuhan! Janganlah jadikan hamba orang yang sangat merugi. Demikianlah permohonan itu beberapa kali diulanginya, akhirnya tertawalah Allah S.W.T seraya berfirman, ‘Masuklah engkau kedalam surga ini!’ dan berfirman juga Allah S.W.T. kepadanya, ‘Sekarang engkau dapat membayangkan apa saja keinginanmu.!’ Oranng itupun segera memohon berbagai macam permintaan dan keinginan semua kenikmatan, sehingga Allah S.W.T. memperingatkannya kepada hal-hal tertentu yang tidak diketahuinya Star, akhirnya setelah orang itu merasa cukup, berfirmanlah Allah S.W.T. kepadanya, ‘Nikmatilah kemewahan yang telah ada ini, bahkan akan Aku berikan lagi dengan berbagai nikmat sebanyak itu juga.’”

 

Star. Firman Allah S.W.T. dalam surah Sadjdah ayat 17, artinya, ‘Calon ahli surga tidak mengetahui apa yang masih tersembunyi bagi mereka itu dari berbagai macam nikmat yang akan menjadi kesenangan.’ Dan didalam Surah Zuchruf ayat 71, artinya, ‘Didalam surga itu terdapat semua keinginan hati dan semua yang sedap dipandang mata.

Baca Selengkapnya >>

MELIHAT ALLAH KENIKMATAN TERTINGGI DI SURGA

 

Dari Shuhaibah, katanya, “Rasulullah s.a.w. bersabda, Apabila ahli surga telah masuk kedalamnya. Berkatalah Allah S.W.T., ‘Apakah kamu masih menginginkan tambahan dari nikmat Ku lagi ? Maka para penghuni surga menjawab, “Bukankah Allah telah menjadikan wajah kami bersinar, dan bukankah Tuhan telah memasukkan kami kedalam surga ini serta menyelamatkan kami dari api neraka ?.’ Berkata Rasulullah s.a.w. meneruskan sbdanya, ‘Maka Allah menghilangkan hijab diri-Nya, dan tidak ada kenikmatan yang paling tinggi selain memandang Zat Allah yang Maha Tinggi dan Mulia.’”Star

 

Star. Demikian banyak nikmat yang ada didalam surga, tetapi nikmat Zat Allah-lah yanng menjadi puncak segala kenikmatan.

Baca Selengkapnya >>