Rabu, 19 Juni 2013

AMANAH DARI MASA KE MASA

 

Dari Huzaifah, katanya, “Diajarkan oleh Rasulullah s.a.w. kepada kami dua buah hadis, salah satunyabtelah saya lihat kenyataannya, dan sekarang saya sedang menunggu kenyataan hadis yang kedua. Hadis yang pertama, bahwa amanat itu turun lalu masuk ke dalam hati seseorang, kemudian turun ayat Al-Qur’an sebagai pedomannya, demikian juga sunah Rasulullah s.a.w. Hadis yang kedua, tentang pencabutan amanat, kata Rasulullah s.a.w. ‘Seorang tidur sebentar lalu dicabut amanat dari hatinya, dan ditinggalkanlah  bekasnya seperti titik yang kecil, kemudian ia tidur dan dicabut lagi sisa amanat itu, dan hanya sisa seperti bengkak kecil di telapak tangan yang timbul setelah mengerjakan sesuatu dengan memakai kampak atau sebagai bengkak di kaki karena menginjak bara, isinya hanya sedikit cairan. Pada masa itu kelak hampir saja tidak ada lagi amanat di dalam masyarakat sehingga dikatakan, ‘O, disana ada orang yang amanat.’ kata orang kapadanya, Alangkah sabarnya, alangkah baiknya, alangkah cerdiknya, tetapi sebenarnya bathin orang itu kosong dari keimanan. Kata Huzaifah, ‘Pada masa yang silam, zaman kejujuran itu telah kualami, sehingga saya bisa berniaga dengan siapapun, jika dengan orang muslim ia jujur karena agamanya, jika dengan orang Nasrani atau Yahudi maka kejujuran itu ada ditangan atasannya, Adapun zaman sekarang aku tidak mau lagi berniaga kecuali dengan si Anu dan si Anu (karena keamanatannya).’”

Tidak ada komentar: