Dari Tsabit bin Dhahak, katanya, “Bersabda Rasulullah s.a.w. ‘Tidaklah wajib bagi seseorang menepati nazarnya*, jika kemudian ia tidak dapat memenuhi barang yang dijanjikan. Mencerca (mengutuk) orang mukmin seperti mumbunuhnya. Barang siapa membunuh dirnya dangan sesuatu benda di dunia ini, maka akan disiksa di akhirat dengan barang itu juga. Barangsiapa menggunakan pendakwaan bohong untuk memperbanyak miliknya, atau bersumpah dusta untuk menguasai harta orang lain maka Allah S.W.T. bukan akan menambahkannya namun akan mengurangi harta yang ada padanya.’”
*. Nazar yang diucapka atau di niatkan seseorang terhadap orang lain, bahwa ia akan akan menunaikan sesuatu untuk orang itu, apabila keinginannya tercapai. Hukum menepati Nazar itu wajib apabila untuk kebaikan dan diniatkan untuk Allah S.W.T. Tetapi haram menepatinya apabila ditujukan untuk maksiat atau diniatkan untuk selain Allah S.W.T. seperti untuk tempat tempat keramat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar